PURA TERATAI BANG dgn Tirta rasa nano-nano dan beraroma belerang

Pura Teratai Bang terletak di Desa Candi Kuning, Baturiti, Tabanan. Pura ini satu kawasan dengan Kebun Raya Eka Karya di Bedugul, sehingga saat melakukan perjalanan ke pura, bisa menyaksikan keindahan hutan tropis dan kebun-kebun tertata rapi, karena terletak di dataran tinggi, dengan cuaca sejuk dan bahkan cenderung dingin pada bulan-bulan tertentu. Asal-usul nama pura menurut lontar Dewa Purana Bangsul, Bukit Tapak juga disebut Teratai Bang, sehingga pura dinamakan Pura Teratai Bang. Memasuki areal pura di Bukit Tapak, ciri khasnya adalah bau belerang yang menyengat, karena di areal pura ada sumber mata air yg mengeluarkan asap dan berbau belerang, diyakini, belerang ini muncul karena berkenannya Dewa Agni (dewa Api) turun ke bumi dan berstana di Pura ini, bukan api yang kita sembah tapi yang menciptakan kekuatan api ini. Yg khas lainnya adalah tirta rasanya asam, karena asam menandakan dan memiliki energi kemakmuran, sehingga akan memberi aura keemasan dan kemakmuran apalagi yg punya jiwa pengusaha atau pedagang. Pelinggih utama yang terletak di sini adalah Pelinggih gedong dengan ijuk atap dua. Pujawali atau piodalan bersamaan dengan perayaan Tumpek Landep, dengan tujuan bisa menajamkan (landep) pikiran kita, dimaknakan pemujaan kehadapan Tuhan dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Gni, sebagai motivasi spiritual, dalam menajamkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan untuk menata, menjaga bumi ini agar tetap damai.

Ada empat bangunan suci yakni Pelinggih Gedong sebagai tempat pemujaan Sang Hyang Brahma atau Agni, Padmasana, piyasan dan bale penegtegan. Di sebelah barat jeroan terdapat Pelinggih Siwa (Ida Ratu Lingsir). Serta adanya Pelinggih Saka Pat Sari dan genah toya Panca Maha Merta Mancawarna.Di sebelah timur laut jeroan terdapat Pelinggih Beji dan beberapa pelinggih lainnya. Pelinggih Siwa dan Pura Beji masih berkaitan langsung dengan Pura Luhur Pucak Terate Bang. Air suci untuk tirta diambil dari beji terletak di bagian timur laut pura ini. Sedangkan di sebelah barat laut terdapat beji dengan air belerang sebanyak lima tempat yang disebut Maha Mertha Mancawarna.Di bawah tempat tirta itu, terdapat pelinggih Padmasana tempat memuja Siwa. Air tirta belerang itulah yang biasanya dimohon oleh umat khususnya para praktisi pengobatan sebagai obat. Keberadaan tirta ini tampaknya sangat populer bagi masyarakat Bedugul. Bukan hanya itu, umat dari berbagai tempat di Bali kerap nunas tirta di tempat ini.Diyakini tirta ini memberikan efek kesembuhan dan sebagai penyucian diri dari segala kekotoran. Dengan memohon tirta di tempat ini, kondisi badan yang sehat dan baik akan sangat sempurna untuk melaksanakan sembah sujud ke hadapan Dewa Brahma sebagai pencipta dan pemberi berkah bagi kehidupan manusia.Pralingga yang terdapat di pura ini berupa simbol naga serta mempunyai pajenengan seperti tombak yang berujung dua. Busana pura ini lebih banyak dibalut dengan warga merah sebagai simbol memuja Dewa Agni atau Brahma di atas lotus.

Di sebelah timur laut jeroan terdapat Pelinggih Beji dan beberapa pelinggih lainnya. Pelinggih Siwa dan Pura Beji masih berkaitan langsung dengan Pura Luhur Pucak Terate Bang. Air suci untuk tirta diambil dari beji terletak di bagian timur laut pura ini. Sedangkan di sebelah barat laut terdapat beji dengan air belerang sebanyak lima tempat yang disebut Maha Mertha Mancawarna.Di bawah tempat tirta itu, terdapat pelinggih Padmasana tempat memuja Siwa. Air tirta belerang itulah yang biasanya dimohon oleh umat khususnya para praktisi pengobatan sebagai obat. Keberadaan tirta ini tampaknya sangat populer bagi masyarakat Bedugul. Bukan hanya itu, umat dari berbagai tempat di Bali kerap nunas tirta di tempat ini.Diyakini tirta ini memberikan efek kesembuhan dan sebagai penyucian diri dari segala kekotoran. Dengan memohon tirta di tempat ini, kondisi badan yang sehat dan baik akan sangat sempurna untuk melaksanakan sembah sujud ke hadapan Dewa Brahma sebagai pencipta dan pemberi berkah bagi kehidupan manusia.Pralingga yang terdapat di pura ini berupa simbol naga serta mempunyai pajenengan seperti tombak yang berujung dua. Busana pura ini lebih banyak dibalut dengan warga merah sebagai simbol memuja Dewa Agni atau Brahma di atas lotus.

Setelah berkunjung ke objek wisata ini, andapun bisa mampir ke rumah makan ataupun restoran terdekat yang berada di sekitar objek wisata ini jika anda lapar ataupun ingin bersantai sejenak. Selain itu, jika anda ingin bermalam ataupun menginap, jasa penginapan dan hotel murah terdekat pun siap melayani anda. Baca juga: kuliner semeton Bali

Sumber;

search previous next tag category expand menu location phone mail time cart zoom edit close