BERBUAT BAIK BELUM TENTU BERBUAH BAIK

Edisi Berbagi

“mempertimbangankan segala hal dalam berbuat baik”

Om Swastiastu
Om Awignamastu

Semeton Hindu yg terhormat, hukum karma mendorong kita untuk selalu berbuat baik karena kita yakin perbuatan baik akan berbuah baik. Terkadang apa yg kita anggap baik belum tentu sepenuh nya menghasilkan kebaikan bagi kita, justru sebaliknya membawa kesengsaraan.

Untuk itu perlu diperhatikan beberapa landasan perbuatan sebagai berikut :

1. Dampak akibat dan dorongan motif
Suatu perbuatan dapat berdampak sukacita atau dukacita. Dampak tersebut sangat tergantung dari niat atau motif. Sebagai contoh jika kita menolong orang akan berdampak sukacita atau dukacita tertentu. Jika motifnya dgn mengharapkan imbalan maka akan berdampak sukacita tertentu pada orang yg ditolong namun motifnya akan membawa dukacita tertentu bahkan kesengsaraan, misalnya orang yg ditolong tdk memberikan imbalan maka kita akan marah, kesel, jengkel, dan dukacita lainnya.

Contoh lain Jika kita memarahi, mencubit seorang anak kecil yg akan menyeberang jalan sembarangan dgn motif menyelamatkan jiwa anak tersebut akan berdampak dukacita tertentu kepada anak yg kita tolong, namun akan juga berdampak suka cita tertentu karena anak tersebut selamat.

2. Desa, Kala, Patra
Perbuatan baik hendaknya memperhatikan tempat, waktu, dan keadaan. Contohnya kita bisa saja menyampaikan suatu kebenaran di manapun, namun kebenaran itu belum tentu diterima jika berlawanan dgn keyakinan dan kepercayaan di tempat tersebut. Jika kita paksakan maka perbuatan yg menurut kita benar dan baik itu akan berdampak dukacita bagi orang lain maupun diri kita.

Demikianlah ternyata dalam berbuat baik kita tidak semata mata berbuat baik tanpa mempertimbangkan dampaknya. Jika di perhatikan maka Perbuatan baik dgn motif baik dan sesuai desa kala Patra maka itulah yg terbaik.

Rahayu.

Om Santih Santih Santih Om

search previous next tag category expand menu location phone mail time cart zoom edit close