BATU LINGGA YONI DI PANTAI UJUNG KARANGASEM

BATU LINGGA YONI DI PANTAI UJUNG KARANGASEM

Waow, Bali Bakal Miliki Lingga Tertinggi di Indonesia
Masyarakat pesisir Pantai Ujung Tumbu, Kabupaten Karangasem, Bali, menemukan patung batu berbentuk “lingga yoni” di sekitar kawasan pantai tersebut.

Pada saat Bupati Karangasem dijabat oleh I Wayan Geredeg memfasilitasi untuk membantu mengangkat patung batu dari pinggir pantai ke daratan, sekaligus dibuatkan tempat khusus yang lokasinya tidak jauh dari tempat penemuan benda itu.

Wayan Geredeg menyatakan, kekagetannya dengan keberadaan benda suci yang diperkirakan sudah ada sejak lama, namun posisinya teggelam tertanam ditimbun tanah bebatuan. Ia pun memfasilitasi proses pengangkatan hingga penempatan. Bila warga setempat berkeinginan untuk membangun Pura khusus sebagai ‘pelinggih’ patung berbentuk Lingga-Yoni tersebut,Wayan Gredeg mempersilakan.

Atas usulan warga adat Ujung patung tersebut kini berhasil diangkat dan ditempatkan pada lokasi yang baik dan sudah dihiasi dengan kain (wastra) warna putih kuning.

Patung batu berbentuk “lingga-Yoni” diperkirakan memiliki nilai magis dan perlakuan selanjutkan terhadap benda itu sepenuhnya diserahkan kepada masyarakat adat setempat.

Penekun spiritual Bunda Nareswari Masceti, pemimpin Asram Bunda Ram Amlapura menyebutkan kemunculan patung lingga tersebut merupakan pertanda suatu berkah yang dapat memberi anugrah kemakmuran dan kerahayuan jagat (bumi) di Bali timur.

“Cahaya timur yang muncul berupa patung ligga yoni sebagai simbol perwujudan dari kekuatan magis alam raya yang kini sudah menampakkan kemunculannya,” katanya.

Bahkan di sejumlah titik pada beberapa lokasi di Bali direncanakan akan muncul patung serupa karena sudah menjadi misi dari suatu reinkarnasi (perputaran) zaman atas doa dan pengabdian penuh tantangan.

Nantinya bahkan masyarakat sekitar bakal diarahkan pada kesejahteraan dalam berbagai bentuk dibidang pertanian dan kehidupan nyata masyarakat, ujarnya.

Menurut Drs I Putu Arnawa, S.Ag, M.Si fenomena kemunculan simbol lingga-Yoni hendaknya tidak disikapi skeptis, namun harus dilihat dari makna di balik simbol secara positif. Mengenai bentuknya, kata Arnawa, benda tersebut hendaknya tidak dilihat secara fisik apalagi pornografi. Yang perlu dulihat, menurutnya, adalah kekuatan dari dalam yang menyebabkan terjadi “prawerti-kesuburan.

Dalam peradaban tua Lingga-Yoni dipahami sebagai filosofi ‘Ciwa Sidanta.’ Dipuja dalam bentuk kekuatan ‘Rwa Bhineda’ antara kekuatan “purusa-lan-predana,” antara kekuatan “purusa” (laki) dan “predana” (perempuan), jika bertemu diyakini akan menimbulkan kesuburan dan kemakmuran. Konsep ini banyak ditemukan dalam lontar ‘Wraspati Tatwa’ dan ‘Ganapati Tatwa.’

Bahkan sejumlah pura di Bali diketahui memiliki konsep lingga yoni seperti Pura Goa Gajah di Kabupaten Gianyar dan Pura Candidasa (Karangasem) merupakan situs yang dipercaya masyarakat setempat memiliki kekuatan spiritual seperti mohon anugrah bisa punya anak (keturunan).

Untuk memastikan apakah batu linggam tersebut buatan manusia atau karena proses alam, menurut Arnawa, lembaga resmi Purbakala bisa melakukan penelitian lebih lanjut. Masalah akan diperlakukan seperti apa, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada warga yang meyakini.

search previous next tag category expand menu location phone mail time cart zoom edit close