PURA MALEN DAN PATUNG SHIVA DI BALI

Pura Malen di Lereng Gunung Batukaru

Pujungan, Pupuan, Tabanan, Bali, terdapat patung Dewa Siwa dengan tinggi 10 meter.
Patung raksasa di dalam Pura Malen itu menjadi tempat meditasi dari berbagai umat beragama, dan juga politisi menjelang pemilu atau pilkada.
Jalan yang ditempuh untuk menuju Pura Malen cukup terjal.
Pengunjung harus menyusuri jalan menanjak di Desa Pujungan menuju ke SMAN 1 Pupuan.

Jalan tak sepenuhnya diaspal dan beberapa bagian hanya dibeton.
Kondisi ini membuat pemedek harus melajukan kendaraan dengan lambat dan hati-hati.
Setelah melewati SMAN 1 Pupuan, pemedek baru menemukan Pura Malen di lereng Gunung Batukaru.
Suasana yang sepi dan tenang ditambah udara dingin pegunungan, membuat aura religius langsung terasa begitu memasuki area pura.

Pura Malen ini sebenarnya nama pura adalah PURA PUCAK KEDATON BATUKARU namum masyarakat lebing mengenal pura ini dengan nama pura malen.
nama pura malen sendiri diambil dari 2 patung penjaga yang mengapit pelinggih disini patung ini adalah tokoh pewayangan yang sangat terkenal yaitu TUALEN inilah asal muasal kenapa pura ini dinamai pura malen oleh masyarakat sekitar.
Yang membantu anda dalam mengahturkan canang/banten di pelinggih pucak kedaton ini adalah seorang mangku istri.
disebelah pura malen ada 2 patung serdadu dengan meriam didepan masing masing patung serdadu.
serdadu yang pertama bergelar DEN BAGUS MADE (kanan) dan DEN BAGUS NYOMMAN (kiri)
selanjutnya ada pelinggih RSI AGUNG disebelah kiri dan kanan pelinggih RSI AGUNG ada penjaga yang berupa 2 patung macan yg berwarna hitam dan merah.
Pemangku yang bertugas disini adalah seorang pemangku lanang.

Berjalan sekitar 100 meter, akan terlihat sebuah patung Dewa Siwa yang sedang duduk dengan tinggi sekitar 10 meter.
Siwa disebut-sebut dewa terkuat dalam mitologi Hindu, namun sebelum memasuki wilayah ini anda diwajibkan melepaskan alas kaki.

Penggagas patung Siwa raksasa itu adalah Wayan Sutarjana (50).
Menurutnya, patung itu didirikan tahun 2008 dan pengerjaannya memakan waktu 10 bulan. Sutarjana mengatakan pendirian patung itu dilakukan karena dirinya menerima wangsit serta menemukan arca Siwa duduk di tempat tersebut.
“Saat melakukan meditasi di tempat itu saya mendapatkan wangsit jika di sana adalah tempat pemoksaan (kembali menyatu dengan Tuhan menurut ajaran Agama Hindu) seorang pertapa asal Pulau Jawa. Namanya saya tidak tahu. Selain itu juga saya temukan sebuah arca Siwa,” papar Sutarja yang sejak awal 90’an mengaku telah menekuni meditasi.
Pria yang mengenakan busana serba putih itu menjelaskan, patung Siwa itu kerap dikunjungi oleh masyarakat yang akan melakukan meditasi.
Tidak hanya dari Bali, tapi juga luar Bali.
Bahkan warga negara asing (WNA) juga sering datang untuk meditasi.
“Bahkan politisi pun ada, apalagi saat Pemilu Legislatif yang lalu (2014) banyak calon yang datang ke sini. Selain itu dari pengunjung yang beragama Kristen, Islam, Budha juga sering datang,” ujarnya.
Tapi, Sutarjana lebih senang jika yang datang ke sana adalah orang yang ingin meditasi atau untuk sembahyang, bukan sekadar datang untuk memohon sesuatu.
“Jika yang datang politisi saya kurang sreg untuk membantu mengantarkan sembahyang,” jelasnya yang juga menjadi pemangku di patung Siwa itu.
Di belakang patung Siwa itu juga terdapat patung pertapa serta patung dewi.
“Di patung pertapa itulah saya menemukan arca Siwa,” aku Sutarjana.
Suasana yang tenang dan pemandangan hijau yang masih alami memang memberikan kesan tersendiri ketika mengunjungi patung Siwa di lereng Gunung Batukaru itu.
“Sama seperti Gunung Kailash, makanya dibangun patung Siwa,” tambah Sutarja.

Dibawah patung dewa Siwa ada sebuah lingga yoni anda diwajibkan muspa didepan lingga yoni sebelum naik keatas,diwilayah ini ada seorang jro mangku yang sangat serius yang akan menuntun persembahyangan anda dan memerciki tirta suci serta memberikan bija setelah anda selesai sembahyang.

Setelah melakukan sembah di depan lingga yoni anda harus menaiki beberapa anak tangga untuk sampai diatas tepat dimana pelinggih dewa shiva setinggi 10 meter berada.
disekitar patung ini ada lembu nandini dan dewi parwati dan tepat dibawah patung dewa Siwa ada patung dewa Ganesha dan Awatara budha.
tepat didekat patung dewi parwati ada tempat melukat bila anda tertarik untuk melukat bisa tanyakan kepada jro mangku sarana apa saja yg wajib dibawa.

search previous next tag category expand menu location phone mail time cart zoom edit close